Rabu, 30 Desember 2009

Fujitsu Tawarkan Beasiswa untuk Indonesia

Jakarta - Produsen komputer Fujitsu membuka pendaftaran program beasiswa manajemen kepemimpinan global di Japan-America Institute of Management Science (JAIMS) periode 2010. Program ini terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Achmad S Sofwan, Chief Operating Officer Fujitsu Indonesia, mengatakan program beasiswa ini bertujuan memberikan kesempatan bagi masyarakat di Asia Pasifik untuk memberikan sumbangsih lewat pembelajaran nilai dan budaya yang berbeda, serta bisnis global.

"Hingga saat ini, sudah ada 370 profesional bisnis termasuk dari Indonesia yang mendapatkan beasiswa Fujitsu. Beasiswa ini terbuka di 18 negara Asia Pasifik," kata Achmad dalam keterangannya pada detikINET, Rabu (30/12/2009).

Fujitsu memberikan beasiswa bagi program baru di JAIMS, yakni East-West Leaders Program (EWKLP) yang bertujuan menyiapkan generasi baru pemimpin bisnis.

Pendaftaran permohonan beasiswa ini dibuka hingga 10 Maret 2010. Dilanjutkan dengan wawancara pada April dan pemilihan peserta di bulan Mei.

JAIMS EWKLP 2010 Fall Term ini akan berlangsung mulai 11 Oktober 2010 hingga 6 Januari 2011 di Hawaii, AS dan Jepang. Program EWKLP menggabungkan praktik-praktik terbaik dari Timur dan Barat dengan format pembelajaran intensif.

Setelah masa perkuliahan di Hawaii, peserta akan diundang ke Jepang untuk mengikuti berbagai kegiatan terkait kebudayaan, pendalaman tentang Fujitsu dan pemberian penghargaan.

Menurut cerita dari salah satu alumni JAIMS EWKLP Spring 2009, Angeline Melissa Simanullang, seluruh materi diberikan oleh para profesor yang ahli di bidangnya, mulai dari tradisi keilmuan Barat hingga Timur.

"Melalui program ini saya mendapatkan pengetahuan mendalam tentang bisnis global melalui materi-materi yang singkat namun sangat praktis," kata peraih Student's Choice Award pada program JAIMS-EWKLP yang diikutinya.

"Ada juga sejumlah topik khusus menarik karena memberikan perspektif bisnis yang lain dari sudut pandang non-bisnis," lanjut Angeline yang kini sudah menjadi Art Director di MAC909.

Adapun, alumni lain dari JAIMS-EWKLP 2005 adalah Jessica Schwarze. Wanita cantik keturunan Jerman ini sekarang dikenal sebagai Head of Marketing SAP Indonesia.

"Manfaat dari pelajaran yang saya dapatkan selama program empat bulan secara intensif di Hawaii dan Tokyo ini sungguh tidak ternilai harganya," kata dia.

Beasiswa yang diberikan Fujitsu untuk JAIMS EWKLP mencakup biaya perkuliahan, transportasi, asuransi kesehatan, dan uang saku untuk biaya hidup.

Adapun persyaratan yang harus dipenuhi calon pelamar beasiswa, antara lain, sarjana semua latar belakang dengan IPK minimal 3.0, mencapai nilai TOEFL minimum 577/233/90 (paper/computer/internet), atau TOEIC minimum 750 atau IELTS 6.5.

Pelamar juga harus memiliki pengalaman kerja full time sedikitnya tiga tahun (diutamakan lima tahun). Informasi lengkap mengenai beasiswa ini bisa dicari melalui situs http://www.fujitsu.com/scholarship.

Beasiswa Fujitsu ini telah diselenggarakan sejak 1985 untuk memperingati 50 tahun yayasan Fujitsu. Sedangkan JAIMS sendiri didirikan pada 1972 oleh Yoshimitsu Kohra yang saat ini menjabat President Fujitsu Limited.

Bergaya Hidup Mobile

Jika Anda ditanya tentang karakter orang Indonesia, jawab saja seperti ini: Masyarakat Indonesia adalah pengguna layanan Friendster nomor 2 terbesar di dunia, pengguna layanan Plurk nomor 2 terbesar di dunia, pengguna layanan Blogger nomor 2 terbesar di dunia, dan pengguna layanan Facebook (pernah menjadi) nomor 2 terbesar di dunia.
Jika masih kurang, tambahkanlah fakta bahwa masyarakat Indonesia juga merupakan pencipta traffic nomor 2 terbesar di dunia pada browser Opera mini (yang umumnya terpasang pada ponsel atau PDA). Sebanyak 63% dari traffic tersebut ”mbulet” pada situs-situs media sosial (social media) seperti tercermin dengan gamblang pada lead di atas.


Masih ada lagi? Masih. Indonesia juga menduduki peringkat nomor 2 di dunia sebagai konsumen iklan impresi pada situs dalam jejaring AdMob. Secara pertumbuhan, malah merupakan yang tertinggi di dunia.

Lantas, perlu pula disampaikan bahwa pengguna layanan Yahoo! Go terbesar di Asia ada di negeri ini. Sedang secara worldwide, posisinya ada di nomor 2. Sayangnya, beberapa bulan lalu layanan ini dipungkasi oleh Yahoo! Sendiri.

Fakta-fakta tersebut dikompilasi oleh I Made Harta Wijaya, Vice President, VAS & Product Development, PT Exelcomido Pratama (XL) dalam seminar New Wave of Mobile Internet dalam rangkaian Indonesia Cellular Show, Juni 2009.


Masyarakat Gaul

Dari data-data tersebut dapat disimpulkan secara agak kasar bahwa masyarakat Indonesia pada hakekatnya memiliki hasrat bersosialisasi yang sangat tinggi. Bahkan hebatnya juga, sering mereka menjadi yang terdepan, early adopter, dan tetap bercokol dalam pusat pusaran trend pergaulan dunia tersebut ketika pusarannya makin membesar dan menggerus makin banyak orang tersedot ke dalamnya.

Contoh yang paling kentara adalah partisipasi masyarakat pada layanan Facebook. Pada awal tahun 2009 ini, pengguna di Indonesia langsung menggebrak di papan atas secara jumlah, hingga sempat menduduki posisi nomor 2 terbanyak di dunia. Seperti api disiram minyak, kobarnya membesar dan melahap apa saja. Mei tahun ini, jumlahnya masih sebesar sekitar 3 juta orang, namun pada bulan November, jumahnya sudah membengkak menjadi 12 juta orang. Tak heran jika pertumbuhan anggota absolut per minggunya tercatat merupakan yang tertinggi di dunia.

Aktivisme pergaulan orang Indonesia di Facebook ini menyaingi negara-negara besar dan modern yang secara teknologi sudah berada dalam tataran advance. Berikut ini urutan jawara Facebooker di dunia menurut checkfacebook.com (per 3 November 2009):

1. Amerika Serikat 94,748,820

2. Inggris 22,261,080

3. Turki 14,215,880

4. Prancis 13,396,760

5. Kanada 13,228,380

6. Italia 12,581,060

7. Indonesia 11,759,980

8. Spanyol 7,313,160

9. Australia 7,176,640

10. Filipina 6,991,040

Tak begitu lama sebelumnya, dunia jejaring sosial di Tanah Air didominasi oleh demam Friendster. Sampai dengan akhir Desember 2008, menurut laporan “State of the Mobile Web” dari Opera, Friendster merupakan layanan jejaring sosial (salah satu bentuk dari social media) yang paling banyak digunakan di Indonesia. Pertumbuhan sepanjang tahun untuk Friendster adalah Friendster mencatatkan pertumbuhan 670,94 persen. Facebook, saat itu, masih berada di urutan ketiga, namun pertumbuhannya sangat mencengangkan, yaitu setinggi 4379,23 persen. Wajar jika pada bulan Juni tahin 2009, laporan yang sama menunjukkan bahwa posisi nomor urut satu sudah ditempati oleh Facebook.

Bagi masyarakat Indonesia, Facebook juga identik dengan Internet melalui ponsel atau dalam bahasa konseptual: mobile Internet. Sebelumnya, di era Friendster, akses jejaring sosial masih sangat terbatas dilakukan melalui PC atau laptop. Dengan kehadiran Facebook, masyarakat dengan suka rela dan tanpa paksaan mengakses mobile Internet. Malah dalam banyak kasus, mereka tak tahu bahwa apa yang dilakukannya adalah Internetan via ponsel, yang mereka tau hanyalah Facebook-an.

Tak heran jika tahun 2009 ini menjadi saksi fenomena demam ”ponsel untuk Facebook”, baik kelas ponsel elit BlackBerry maupun ponsel-ponsel bikinan Cina yang dimirip-miripkan dengan BlackBerry. Jika BlackBerry dibeli orang untuk urusan bisnis (umumnya malu diakui sebagai ponsel untuk Facebook-an), maka ponsel Cina dengan gagah perwira dijual dengan embel-embel ”ponsel Facebook-an”. Dengan harga yang dipatok murah, peluncuran ”ponsel Facebook” ini selalu menciptakan fenomena antrean panjang.

Secara demografis, para pengantre ”ponsel Facebook” itu mungkin merupakan kelas masyarakat menengah-bawah dalam strata sosial. Namun tak bisa dipungkiri bahwa secara faktual, mereka jugalah yang merupakan komunitas baru pengguna mobile Internet yang makin hari makin meningkat. Menurut Opera, jumlah pengakses Internet melalui peranti bergerak, yaitu ponsel dan sejenisnya, di Indonesia saat ini adalah sekitar 9 juta pengguna. Mereka ini rata-rata mengakses 591 halaman situs per bulannya. Sekali lagi ini merupakan prestasi, merupakan jumlah yang sangat tinggi di dunia, melampaui rata-rata dunia yang hanya 250 halaman.

Jadi, mungkin sebaiknya semua pihak yang berkepentingan dengan bisnis mobile Internet membarui pola pikir lama mereka yang menempatkan industri ini dalam jagad yang elitis. Kini, pengakses layanan itu bisa saja mereka yang rela berjuang mengantre dalam terik matahari sepanjang subuh sampai maghrib hanya untuk mendapatkan harga promosi dari sebuah ponsel yang bisa Facebook-an. Dandanannya mungkin gembel bin belel, tapi mereka aktif mengakses Internet secara mobile. Selera musiknya mungkin saja buruk, namun mereka mabuk Facebook.

Senin, 28 Desember 2009

Di Stockholm dan Oslo, Layanan 4G Sudah bisa Dinikmati



Teknologi 4G sudah cukup banyak kita dengar selama tahun-tahun terakhir ini. Namun bagi kebanyakan kita, janji akan mobile broadband yang lebih gegas itu belumlah menjadi realitas. 

Di Indonesia, kita bahkan masih berkutat dengan isu teknologi mana yang akan dijagokan. Apakah WiMax, LTE, atau lainnya. Lain halnya dengan mereka yang bermukim di Stockholm, Swedia dan Oslo, Norwegia. Hari ini, mereka yang bermukim di kedua kota tersebut sudah bisa menikmati layanan 4G dari TeliaSonera.

Peluncuran layanan 4G/LTE (Long Term Evolution) di Stockholm dan Oslo membuat para pelanggan di sana bisa menikmati layanan-layanan yang menuntut kecepatan transmisi yang cepat dan kapasitas yang besar. Ini termasuk layanan siaran TV web, online gaming yang ekstensif dan web conference.

Saat ini 4G adalah teknologi mobile tercepat. Sajian kecepatannya bisa mencapai 10x lebih cepat dibandingkan tawaran 3G yang ada. Pesaing LTE adalah WiMax. Teknologi ini dipakai di beberapa kota di AS oleh operator Sprint dan Clearwire.

“Kami sangat bangga menjadi operator pertama di dunia yang menawari pelanggan kami layanan 4G. Penggunaan mobile broadband di negara-negara Nordic sedang meledak dan pelanggan butuh kecepatan dan kapasitas yang lebih tinggi. Itulah mengapa kami meluncurkan layanan 4G di Stockholm dan Oslo,” kata Kenneth Karlberg ( President dan Head of Mobility Services).

Kedua jaringan 4G di Stockholm dan Oslo hanya mencakup daerah-daerah pusat kota. Jaringan 4G Stockholm dipasok oleh Ericsson, sedangkan jaringan 4G Oslo dipasok oleh Huawei. Sementara itu Samsung akan menawarkan modem yang kompatibel untuk layanan 4G/LTE.

Di Indonesia, Broadband Baru Cuma Dukung Gaya Hidup



Internet broadband, alias akses Internet dengan kecepatan tinggi ternyata baru sekadar mendukung gaya hidup penggunanya di Indonesia. “Efek di kehidupan pribadi adalah bisa hemat uang dan meningkatkan kehidupan sosial pemakainya, tetapi untuk produktivitas masih kecil “ ungkap Yohanes Denny (Strategic Intelligence, PT Nokia Siemens Networks) di Jakarta (22/12).


Yohanes ketika itu mengutipkan hasil riset di 15 negara, termasuk Indonesia. Lebih lanjut Yohanes mengatakan, di Indonesia broadband belum terlalu besar mempengaruhi produktivitas, apalagi untuk menunjang kegiatan bisnis dan pemerintahan. “Tapi sangat berefek dalam lifestyle,” tegasnya.

Dari riset itu, Yohanes mendapatkan bahwa (pemanfaatan broadband di) Indonesia lebih berbasis pada sisi konsumerisme dan masih dalam rendah dalam infrastruktur dan ICT. Pengguna broadband juga masih dalam masa transisi ke arah gaya hidup. “Harusnya galakkan produktivitas. Di Indonesia, produktivitas tidak meningkat, tapi lifestyle meningkat,” sesalnya.

Uniknya, kebanyakan pengguna yang mayoritas adalah kalangan muda itu menggunakan akses broadband tersebut di rumah, bukan di kantor, kafe Internet, atau di perjalanan. “Jadi sebenarnya terbuka peluang bagi operator untuk menciptakan industri kreatif dengan sentuhan personal,” kata Yohanes.

Menurut Yohanes, perilaku pengguna di tanah air maupun di dunia sebenarnya dari tahun ke tahun tidak berubah. Yang digunakan adalah aplikasi-aplikasi ber-bandwidth rendah. Maklum kegiatan para pengguna ini masih saja seputar browsing, -e-mail, donwload, upload, video streaming dan online gaming.

“Mereka suka kepraktisan, alias model bayar kalau pakai, mengakses aplikasi-aplikasi yang tidak menyedot bandwidth, dan mobile sebagai gaya hidup, alias bersifat personal. Jadi sebenarnya yang diperlukan adalah solusi e-living yang tidak bisa lagi dipisahkan antara browsing, e-mail, download, dll,” ucap Yohanes. Ia juga menyarankan para operator telekomunikasi untuk menambahkan unsur ‘excitement’. “Yang mereka cari adalah excitement, beda dengan apa yang adi kepala operator, yakni kepuasan. Sebenarnya , yang dicari adalah kenyamanan, bukan kecepatan,” tandasnya.

Yohanes menyayangkan sikap operator yang masih memperlakukan broadband bak potongan-potongan kue yang pada akhirnya memunculkan keluhan bahwa mereka tidak untung dan harus memangkas bandwidth. “Disarankan operator berpikir lebih jauh dari sekadar paket unlimited, time-base, volume-base, tapi masuk ke e-living, e-education, e-health, e-commerce, e-government. Lebih fokus ke pemakaian koneksi untuk meningkatkan berbagai aspek kehidupan. Operator harus bertransformasi dari pembagi kue menjadi customer data. Misalnya dengan menjual mobile voucher.”

“Aplikasi ponsel adalah bisnis yang menjanjikan. Sudah saatnya Indonesia masuk ke e-living. Semua industri harus berkolaborasi,” tandas Yohanes.

Sabtu, 05 Desember 2009

GRUP PIALA DUNIA 2010

Grup A
Afsel
Meksiko
Uruguay
France

Grup B
Argentina
Nigeria
Korea Selatan
Yunani

Grup C
Inggris
Amerika Serikat
Aljazair
Slovenia

Grup D
Jerman
Australia
Serbia
Ghana

Grup E
Belanda
Denmark
Jepang
Kamerun

Grup F
Italia
Paraguay
Selandia Baru
Slovakia

Grup G
Brasil
Korea Utara
Pantai Gading
Portugal

Grup H

Spain
Swiss
Honduras
Cile